Senin, 15 Oktober 2018

Aku Memang Badjingan

Sengaja aku awali catatan senja dengan mengakui jika aku memang lelaki bajingan, juga membenarkan pandangan pandangan mereka yang sedikit rabun tentangku. Nama ku Wisnu Pranadita, aku anak pertama dari dua bersaudara. Sejak kecil aku selalu di didik untuk tak pernah menyakiti siapapun, dan melawan jika aku berada dalam posisi yang di rugikan. Aku tumbuh, menjadi seorang remaja yang sedikit agak pendiam. Di masa sekolah menengah pertama, aku mulai sedikit tau, bagaimana bahagianya mencintai dan di cintai. Maaf bila tulisanku sedikit melenceng dan membahas soal kisah cinta (karna sinetron di indonesia yang laris itu ya tentang cinta). Beberapa waktu berlalu hingga timbul rasa tak ingin kehilangan, menurutku itu normal. Hari berganti, bulan pun berlalu, hingga sampai pada waktu dimana Tuhan memberitahu ku jika cinta tak selalu tentang sebuah kebahagiaan. Aku dapati wanitaku bersama dengan orang lain, aku hanya diam, menatap kosong tanpa bicara sedikitpun. Yang aku tau saat itu, hidup di dunia ini begitu menyakitkan. Aku putuskan untuk mengakhiri cinta cacat ini, aku berusaha sebisa mungkin untuk kembali berdiri Sendiri. Sampai pada waktu dimana hati sudah tak terlalu rapuh, namun dia kembali dengan permintaan maaf yang mendalam, aku tak sampai hati karna memang masih ada namanya di hatiku, kami pun bersama kembali, hahaha sunggu berengsek sekali aku ini bukan ? Sekian lama aku menjalani ronde ke dua ini, rasanya tak seperti pertama kali aku menjalin hubungan, semua terasa hambar. Dan lagi lagi Tuhan seakan membuatku merasakan sakit yang kedua kali dengan cara yang sama. Dia pergi dengan lelaki lain, dan aku tak bisa berbuat apa apa. Dari sana aku sadar, bila aku cukup berengsek pada diriku sendiri. Kalaupun di tulisan tulisanku selanjutnya aku mengalami hal yang sama, ketahuilah.... Lelaki berengsek sepertiku, akan tetap seperti ini. Aku yang selalu memaksakan diri untuk memenuhui semua inginnya tanpa melihat kemampuanku, aku yang selalu memaksakan diri agar selalu ada untuknya setiap waktu, meski harus kehilangan waktuku, aku yang selalu memaksakan diri untuk menghiburnya, tanpa memberitahu jika aku pun butuh tertawa, dan aku yang berusaha menyembuhkan luka mu tanpa memberitahu jika luka ku jauh lebih banyak. Setelah semua berakhir, yang dilihat adalah semua hal tentangku yang kau benci, tanpa sedikitpun mengingat betapa banyak keringat, darah, dan air mata yang aku korbankan untuk sekdar membuatmu tersenyum. Aku berengsek pada diriku sendiri

Sampai jumpa di catatan senja berikutnya, terimakasih telah berkunjung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured post

Daya tahan tubuh sangat penting untuk menangkal berbagai virus dan bakteri yang bisa menyebabkan penyakit. Ketika daya tahan tubuh lema...